Selamat Datang di Blog ini....

Met Barbagi kawan...

23 Jun 2010

Ketidakpastian Dalam Bisnis


”Ketidakpastian” adalah kata kunci pentingnya suatu perusahaan memiliki berbagai alternatif strategi yang akan dijalankan, sehingga mampu bertahan dan bahkan perusahaan tetap bisa mencapai keuntungan yang diharapkan. Ini menyiratkan bahwa para pelaku bisnis saat ini, jika masih ingin tetap eksis tidak bisa menjadikan ”ketidakpasatian” sebagai alasan untuk mengeluarkan kebijakan ”Wait and See”, sebab harus diyakini oleh setiap pelaku bisnis bahwa ketidakpastian sudah sejak awal merupakan bagian dari bisnis yang tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu diperlukan teknik analisis, perencanaan, dan strategi baru berlandaskan asumsi situasi yang berbeda. Dengan kata lain, jika situasi berubah maka perusahaanpun harus mau melakukan perubahan atau penyesuaian terhadap strategi-strategi yang ada, dan itu berarti diperlukan berbagai pendekatan untuk mampu memprediksi masa depan.

Pendekatan tradisional adalah berusaha memprediksi masa depan dan kemudian merancang strategi memanfaatkan kekuatan internal dan peluang eksternal yang ditemukan. Dalam kenyataannya, ada banyak siatuasi yang tidak memungkinkan prediksi masa depan yang dapat digunakan. Menghadapi kenyataan ini, diperlukan pemahaman terhadap level ketidakpastian yang ada. Dalam pendekatan baru, para pakar strategi (Hugh Coumtey dkk, dalam artikel di Harvard Business Review), membagi ketidakpastian menjadi empat golongan besar, yaitu: (a) level pertama adalah ketid akpastaian yang rendah, dimana pada tahap ini dapat dilakukan prediksi yang cukup akurat; (b) level kedua adalah masa depan yang terdiri dari beberapa skenario; (c) level ketiga adalah spektrum kisaran masa depan, yaitu alternatif masa depan yang mungkin tida klah sekedar dua atau tiga kejadian yang deskrit seperti pada level kedua; (d) level keempat adalah ketidakpasatian total, yang merupakan ketidakpastian paling ekstrim.

Ketidakpastian ini juga mencakup adanya berbagai kebijakan baru yang dikeluarkan oleh para pesaing. Oleh sebab itu memiliki daya saing strategis dan laba di atas rata-rata adalah tantangan yang besar bagi setiap perusahaan. Daya saing strategis (strategic competitiveness) itu sendiri, dicapai apabila sebuah perusahaan berhasil merumuskan serta menerapkan suatu strategi yang mampu menciptakan nilai yang tidak mudah ditiru pesaing globalnya. Untuk dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan, maka keunggulan bersaing yang harus dimiliki adalah keunggulan bersaing yang berkesinambungan.

Suatu perusahaan diiyakini memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan (sustained or sustainable competitive advantage), hanya setelah usaha pesaingnya meniru strategi mereka berakhir karena gagal. Dengan kata lain perusahaan pesaing tidak mampu meniru keunggulan strategi yang dimiliki, walaupun suatu perusahaan dapat mencapai keunggulan itu untuk sementara saja.

Untuk menciptakan keunggulan bersaing yang berkesinambungan, maka perusahaan harus bersaing dengan cara yang berbeda dengan kondisi sebelumnya, dan ini berarti perusahaan harus mengembangkan dan menerapkan strategi pencipta nilai yang tidak mudah ditiru oleh pesaing globalnya. Dengan informasi mengenai daya saing suatu negara, ekonomi global, dan globalisasi sebagai dasar, maka suatu perusahaan dapat membuat suatu model yang mencerminkan kondisi yang harus dipelajari setiap organisasi untuk memperoleh input strategis (strategic inputs) yang digunakan untuk memilih langkah strategis dalam mencapai profitabilitas yang tinggi.

Penekanan masing-masing model adalah berbeda. Model pertama menyatakan bahwa lingkungan eksternal merupakan penentu (determinant) utama dari langkah strategis perusahaan. Kunci dari model ini adalah berusaha dan bersaing secara sukses dalam industri yang menarik dan menguntungkan. Model kedua menyatakan bahwa sumber daya dan kemampuan unik dari perusahaan merupakan sarana utama untuk memiliki daya saing strategis.Secara khusus model ini menyatakan bahwa sumber daya dan kemampuan yang berharga , langka, tidak dapat ditiru dan tidak dapat dipertukarkan menunjukkan strategi macam apa yang harus disusun dan diterapkan perusahaan untuk mencapai tingkat keuntungan yang tinggi. Dengan demikian, dalam model kedua ini, lingkungan internal perusahaan merupakan penentu utama dari startegi-strateginya. Kedua pendekatan ini menyiratkan bahwa persaigan yang sukses membutuhkan suatu pengertian yang kuat dari perusahaan atas lingkungan internal maupun lingkungan eksternalnya. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, akan diperoleh informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mempertahankan strateginya dan mengembangkan strategic intent dan strategic mission-nya.

Strategic intent, adalah pendayagunaan sumber daya internal, kemampuan serta kompetensi inti perusahaan untuk melakukan apa yang semula dianggap sebagai tujuan yang tidak dapat dicapai dalam lingkungan yang bersaing, sedangkan strategic mission adalah merupakan pernyataan tujuan unik perusahaan dan lingkup operasinya dalam hal produk dan pemasaran.

1 komentar:

israjudin mengatakan...

ketidak kepastiaan bisa juga dikatan sebagai sumber inpirasi bagi perusahaan untuk menjalankan strategi dalam bisnis karena ketidakpastian suatu hal belum bisa dketahui apa yang akan terjadi dalam bisnis. untuk itu perusahaan berusaha bagaimana menjadikan ketidakpastian tersebut menjadi hal yang pasti dalam dunia bisnis